Bahagia Itu Sederhana


Mendengar istri mengomel di rumah, berarti aku masih punya keluarga.

Mendengar suami masih mendengkur di sebelahku berarti aku masih punya suami.

Mendengar ayah dan ibu menegurku dengan tegas berarti aku masih punya orang tua.

Merasa lelah dan pegal linu setiap sore, itu berarti aku mampu bekerja keras.

Membersihkan piring dan gelas kotor setelah menerima tamu di rumah, itu berarti akupunya teman.

Pakaianku terasa agak sempit, itu berarti aku cukup gizi.

Mencuci dan menyetrika tumpukan baju, itu berarti aku memiliki pakaian.

Membersihkan halaman rumah, jendela, memperbaiki talang dan selokan air, itu berarti aku memiliki tempat tinggal.

Mendapatkan banyak tugas yang merepotkan, itu berarti aku dipercayai dapat melakukannya.

Mendapatkan rekan kerja/bisnis yang mengesalkan menandakan karier/bisnisku masih bergerak dan hidup.

Mendapatkan banyak komplain dari pelanggan kita menandakan kita masih punya pelanggan, masih loyal dan menginginkan kita menuju perubahan ke arah lebih baik.

Mendengar nyanyian yang fals, itu berarti aku masih bisa mendengar.

Mendengar bunyi jam alarm di pagi hari, itu berarti aku masih hidup.

Menderita sakit, berarti Allah sedang membersihkan diriku dari dosa-dosa, agar diriku bersih ketika kembali kealam baka dan masuk surga.

Luar biasa... Ternyata masih banyak hal yang dapat kita syukuri setiap hari.

Aku juga bersyukur mendapatkan pesan ini, karena secara tidak sadar aku masih memiliki teman yang peduli padaku.

Seseorang yang peduli tentang aku telah mengirimkannya kepadaku. Dan karena aku peduli tentangmu maka aku kirim juga kepadamu.

Berhenti mengeluh dan bersyukurlah. Bersyukur dalam setiap keadaan.

Semoga yang membaca pesan ini selalu diberkahi dengan kesehatan, kebahagiaan dan kedamaian.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Bahagia Itu Sederhana"

Post a Comment

Powered by Blogger.